Hati-Hati! Inilah Perilaku Keluarga yang Bisa Membuat Mayit Menderita
Ditinggal pergi seseorang yang sangat dicintai dan disayangi pasti akan membuat siapapun sedih, apalagi jika kepergian tersebut untuk selama-lamanya.
Banyak orang yang bisa sabar, ikhlas dan tegar ketika ada sanak keluarga atau orang terkasih pergi lebih dulu, tetapi ada juga orang yang histeris dan bahkan meratapi kepergian orang terkasih.
Memang tidak bisa dipungkiri, kesedihan pasti ada dan siapapun tidak bisa menahan kesedihan itu saat musibah itu menimpa seseorang. Namun, tahukah kamu bahwa jika kita bersedih berlebihan bahkan sampai histeris dan terus meratapi kematian orang yang kita sayangi itu justru akan membuat kondisi si mayit berada dalam musibah?
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda,
“Barangsiapa yang menghitamkan pintu rumahnya atau pakaiannya ketika terjadi musibah kematian atau memukuli tokonya, menebangi pohon atau memotong rambutnya, maka akan dibangun untuk dirinya setiap rambut satu rumah dari api neraka. Allah tidak menerima penasarufan (harta)nya dan sedekahnya selama pintu rumahnya masih tetap hitam (tanda duka yang mendalam). Allah juga akan menyempitkan kubur si mayit, akan menguatkan hisabnya, dan si mayit akan dilaknati oleh seluruh malaikat yang ada di langit dan di bumi. Akan ditulis pada diri si mayit seribu kesalahan dan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan telanjang. Barangsiapa merobek-robek saku bajunya ketika terkena musibah, maka Allah akan merobek-robek agamanya. Kalau sampai menampar pipinya atau mencakari wajahnya, maka dia diharamkan melihat Allah.”
Selain itu, dalam hadits lain juga diceritakan,
“Ketika anak Adam meninggal lalu ada jeritan di dalam rumahnya, maka berdirilah malaikat maut di pintu rumahnya seraya berkata kepada mereka, ‘Jeritan apa ini, demi Allah, aku tidak mengurangi umur salah seorang dari kalian, tidak mengurangi rezeki kalian, aku juga tidak menganiaya salah seorang dari kalian jika jeritan itu disebabkan oleh aku. Aku hanyalah seorang hamba yang diperintah. Apabila jeritan tersebut disebabkan adanya kematian, maka hal itu adalah sesuatu yang terpaksa. Sedangkan jika jeritan itu disebabkan dari Allah, maka kalian adalah benar-benar orang yang bodoh yang tidak tahu ajal, demi Allah, aku akan kembali lagi padamu, kemudian akan kembali lagi untuk mencabut ruh-mu’.”
Jadi, sebaiknya kita bisa belajar dari apa yang dikisahkan di atas. Selagi kita masih hidup, sebaiknya kita bisa lebih tegar dan ikhlas ketika ditinggal mati oleh orang yang disayangi. Sebab, bersedih secara berlebihan apalagi sampai meratapi kematian itu justru akan membuat si mayit tersiksa dan menderita.
Akan lebih bagus lagi jika kita mendoakan orang yang meninggal itu agar diterima segala amal baiknya serta dihapus dosa-dosanya. Dengan cara itu tentu lebih baik daripada terus menangis dan meratapinya.
No comments:
Post a Comment